Jumat, 26 Agustus 2016

'WARUNG SANITASI' UPTD PUSKESMAS TIUDAN KABUPATEN TULUNGAGUNG

WARUNG SANITASI
UPTD PUSKESMAS TIUDAN KABUPATEN TULUNGAGUNG


WASAN atau Warung Sanitasi adalah terobosan bidang pelayanan non medis  yang lahir sebagai anak dari unit layanan Klinik Sanitasi di Puskesmas. WASAN atau Warung Sanitasi yang ada di jajaran layanan Pustu dan Ponkesdes memiliki tugas serta fungsi yang sama dengan Klinik Sanitasi Puskesmas, yaitu sebagai wahana bina konseling terkait permasalahan Penyehatan Lingkungan dan Sanitasi


Keberanian melahirkan berbagai inovasi merupakan salah satu langkah meningkatkan mutu pelayanan di UPTD Puskesmas Tiudan. Klinik Sanitasi sebagai salah satu wahana bina konseling yang sudah dirintis sejak tahun 2012 pada akhirnya mampu melengkapi jaringan layanan yang ada di UPTD Puskesmas Tiudan. Dalam pengembangannya, pada tahun 2014 lahirlah WASAN ( Warung Sanitasi ) sebagai bentuk implementasi pelayanan konseling non medis di lini tingkat desa yaitu Pustu dan Ponkesdes.
Uji coba pengembangan Klinik Sanitasi di Pustu dan Ponkesdes diawali dengan adanya wacana melakukan kegiatan konseling sanitasi di unit layanan tingkat desa Pustu dan Ponkesdes sebagai upaya peningkatan jumlah kunjungan Konseling Sanitasi Puskesmas. Berangkat dari pemikiran bahwa jika layanan konseling non medis Klinik Sanitasi hanya dilaksanakan di induk Puskesmas, maka pasien dengan diagnosa penyakit berbasis lingkungan yang ada di Pustu dan Ponkesdes tidak mendapatkan konseling di unit layanan Klinik Sanitasi Puskesmas. Banyaknya pasien mangkir dari Pustu dan Ponkesdes yang enggan dirujuk ke Klinik Sanitasi Puskesmas menyebabkan rendahnya kunjungan konseling Klinik Sanitasi. Berdasarkan survey acak yang dilakukan oleh petugas Puskesmas, alasan yang mendasar yang menyebabkan mereka mangkir adalah faktor ketidaktahuan akan pentingnya upaya Preventif, sehingga mereka merasa tidak perlu untuk melakukan konseling Klinik Sanitasi. Mereka beranggapan bahwa upaya kuratif sudah cukup, tidak perlu melalui proses bina konseling terkait perilaku dan sanitasi di dalam proses penyembuhan penyakit. Alasan berikutnya adalah terkait jarak tempuh Puskesmas Induk yang jauh dari Pustu atau Ponkesdes.
Dari situasi tersebut di atas, muncul sebuah kekawatiran, Klinik Sanitasi akan terus hidup atau harus mati suri karena ketidaktahuan masyarakat akan arti penting Klinik Sanitasi. Rendahnya kunjungan Klinik Sanitasi yang juga ditengarai menjadi penyebab tingginya angka kesakitan berbasis lingkungan akhirnya menjadi sebuah ancaman sulitnya memutus mata rantai penularan penyakit berbasis lingkungan.
Melalui kegiatan KBK ( Kelompok Budaya kerja ), Puskesmas mengambil langkah membentuk Tim Kerja yang bertugas untuk melakukan evaluasi sekaligus melakukan analisis resiko melalui kajian sebab akibat terkait upaya penatalaksanaan Penyehatan Lingkungan di Puskesmas. Dengan melakukan pengelolaan terhadap setiap kendala atau permasalahan diharapkan setiap hambatan akan dapat diminimalisir, dapat diupayakan adanya jalan keluar menuju peningkatan kualitas sanitasi dan lingkungan. Sehingga dengan meningkatnya kepedulian serta pemahaman masyarakat akan peran penting Klinik Sanitasi, maka kunjungan Klinik Sanitasi akan meningkat dan kejadian penyakit berbasis lingkungan akan menurun.
Wacana pencanangan Warung Sanitasi sebagai implementasi unit layanan konseling di Pustu dan Ponkesdes diharapkan dapat meningkatkan kunjungan Klinik Sanitasi minimal 72% dan angka kejadian Penyakit Berbasis Lingkungan menurun 3% pada masa uji coba dalam kurun waktu 3 (tiga) bulan. Di dalam peningkatan kualitas layanan konseling Warung Sanitasi pada Pustu dan Ponkesdes, Puskesmas melakukan kegiatan pembekalan dan pembuatan buku saku Konseling Klinik Sanitasi bagi petugas di Pustu dan Ponkesdes dan didukung SK ( Surat Keputusan ) Kepala Puskesmas tentang Pembentukan Warung Sanitasi guna memperkuat keberadaan Warung Sanitasi. 
Sebagai unit layanan konseling sanitasi dan lingkungan, seperti halnya Klinik Sanitasi, Warung Sanitasi juga menyediakan menu layanan konseling seputar sanitasi dan lingkungan sehat, antara lain konseling Hygiene Sanitasi TTU ( Tempat-Tempat Umum ), TPM ( Tempat Pengelolaan Makanan dan Minuman ), Pemukiman Sehat, Jamban Sehat, Air Bersih, Pengelolaan Sampah dan Pengelolaan Limbah Rumah Tangga. Di Warung Sanitasi juga diupayakan adanya kelengkapan Miniatur Sanitasi, Leaflet Sanitasi, Poster Sanitasi dan Buletin Sanitasi. Leaflet dan Poster Sanitasi berisi informasi terkait sanitasi dan lingkungan sehat, sedangkan Buletin Sanitasi berisi tentang gambaran situasi sanitasi di wilayah kerja UPTD Puskesmas Tiudan serta kegiatan-kegiatan penggerakan sanitasi atau pemberdayaan masyarakat bidang sanitasi di wilayah kerja UPTD Puskesmas Tiudan.
Pada ajang perlombaan KBK tingkat Kabupaten, KBK ‘SEHATI’ UPTD Puskesmas Tiudan yang mengangkat Inovasi Warung Sanitasi berhasil menyabet juara I kategori Kesehatan. Sebuah prestasi lanjutan setelah mendapatkan juara II Lomba Kebersihan Puskesmas pada ajang perlombaan tingkat Kabupaten. 
            Semoga dengan lahirnya Warung Sanitasi dapat memberikan manfaat luar biasa bagi masyarakat di dalam upaya meningkatkan derajat kesehatan yang optimal. Sehingga upaya Preventif bisa dinomorsatukan, masyarakat berubah pola pikirnya dan dengan kesadarannya akan lebih memilih mencegah dari pada mengobati. 

Bravo Puskesmas Tiudan**